Minggu, 21 Oktober 2012

Semua Tentang Kalimat

Kalimat, kita selalu menggunakannya setiap saat baik dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Walaupun kelihatannya sangat sederhana, tapi kalimat tidaklah sesederhana itu. Karena untuk membuat kalimat yang baik dan benar sehingga memiliki makna yang jelas haruslah ada unsur-unsur yang terpenuhi. Selain itu, kalimat juga memiliki pola-pola dasar yang kemudian dari pola dasar tersebut dapat menjadi berbagai macam jenis kalimat. Sebelum membahas itu semua, tentunya kita harus tahu dulu pengertian dari kalimat itu sendiri. Berikut ini adalah pengertian kalimat menurut beberapa ahli.

(Ramlan, 1981:6) Kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun dan naik.

(Mahmuddin, 1992:5) Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri atas klausa.

(Samsuri, 1985:53) Kalimat ialah untaian yang berstruktur dari kata.

(Ambo Enre, 1989:75) Kalimat adalah kelompok kata yang mempunyai arti tertentu, terdiri atas subjek dan predikat dan tidak tergantung pada suatu konstruksi gramatika yang lebih besar.

Sedangkan kalimat menurut saya sendiri merupakan rangkaian dari kata-kata yang saling berhubungan yang diungkapkan secara lisan maupun tulisan yang kemudian memiliki arti tertentu.

Unsur-unsur Kalimat

Dalam suatu kalimat terdiri dari susunan kata-kata yang berbeda. Setiap kata-kata tersebut merupakan unsur pembentuk kalimat. Unsur utama dari kalimat yang harus ada sebenarnya hanyalah dua, yaitu subjek dan predikat. Tapi kemudian ada unsur lain sebagai pendukung agar kalimat tersebut semakin jelas.

1.   Subjek (S)
Subjek merupakan unsur kalimat yang paling utama dan harus ada dalam setiap kalimat. Subjek adalah unsur kalimat yang menyatakan orang atau pelaku dan bisa juga berupa benda. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat dan umumnya juga subjek terletak di awal kalimat. Sebagai contoh, dalam kalimat "adik sedang tidur", kata adik pada kalimat tersebut merupakan subjek.

Ciri-ciri Subjek :
a. Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
b. Disertai kata ini atau itu : orang itu cantik, tas ini bagus
c. Didahului kata bahwa : bahwa kami lulus
d. Berupa kata atau frasa benda (nomina) : tanaman berfotosintesis
e. Disertai pewatas yang : orang yang baik
f. Tidak didahului preposisi : di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, dan lain-lain
g. Kata sifat didahului kata si atau sang : si cantik, sang pejuang

2.   Predikat (P)
Selain subjek, unsur yang harus ada dalam kalimat dasar adalah predikat. Predikat adalah unsur kalimat yang menjelaskan subjek sedang melakukan apa atau sedang dalam keadaan bagaimana. Predikat menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat. Contoh : "ibu sedang memasak", sedang memasak merupakan predikat pada kalimat tersebut.

Ciri-ciri Predikat :
a. Jawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana
b. Didahului kata adalah, ialah, merupakan, yakni
c. Dapat didahului keterangan aspek dan modalitas : akan, sedang, sudah, belum, sebaiknya, seharusnya
d. Dapat diingkarkan dengan kata tidak atau bukan



3.   Objek (O)
Objek bukanlah unsur kalimat yang wajib ada. Sifatnya seperti melengkapi kalimat agar lebih sempurna. Objek umumnya terletak setelah predikat dan berkategori nomina. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Contoh : "saya sedang mengerjakan tugas", kata tugas pada kalimat tersebut merupakan objek.

Ciri-ciri Objek :
a. Berupa kata benda
b. Tidak didahului kata depan atau preposisi
c. Mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif

4.   Pelengkap (Pel)
Sama halnya dengan objek, pelengkap bukanlah unsur yang wajib ada dalam setiap kalimat. Pelengkap hampir mirip dengan objek sebagai pelengkap dari kalimat, hanya saja pelengkap tidak bisa menjadi subjek jika kalimat aktif berubah menjadi kalimat pasif, atau sebaliknya. Contoh : "dia mengirimi ibunya uang", kata uang merupakan pelengkap.

Ciri-ciri Pelengkap :
a. Tidak bisa menjadi subjek jika dipasifkan
b. Berada langsung dibelakang predikat jika unsur objek tidak ada, dan dibelakang objek jika objek ada
c. Predikatnya berawalan ber-

5.   Keterangan (K)
Keterangan pada kalimat membuat informasi pada kalimat menjadi jelas dan lengkap. Kata yang berupa keterangan dapat terletak diawal atau diakhir kalimat. Contoh : "ayah pergi ke kantor pagi tadi", keterangan pada kalimat tersebut adalah pagi tadi yang merupakan keterangna waktu.

Ciri-ciri Keterangan :
a. Jawaban pertanyaan kapan dan dimana
b. Tidak terikat oleh posisi (dapat berubah-ubah)
c. Dapat berupa : keterangan waktu, tempat, tujuan, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun) dan pengganti nomina (menggunakan kata bahwa.

Pola Kalimat Dasar

Kalimat yang paling sederhana berpola S-P, meskipun ada yang hanya berpola P. Yang paling kompleks adalah yang berpola S-P-O-Pel-K, sedangkan pola yang umum digunakan adalah S-P-O-K. Berikut ini adalah macam-macam pola kalimat dasar beserta contohnya.

1. S-P : Mahasiswa berdiskusi
2. S-P-O : Tika sedang mengerjakan tugas
3. S-P-Pel : Dia berbadan tegap
4. S-P-K : Saya tinggal di Depok
5. S-P-O-Pel :Kakak menghadiahi adik mainan
6. S-P-O-K : Tika mengerjakan tugas di kamar
7. S-P-O-Pel-K : Tika membelikan ibu hadiah kemarin

Jenis-jenis Kalimat

1.   Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat. Kalimat tunggal yang sederhana hanya terdiri dari subjek dan predikat. Pola kalimat dasar merupakan kalimat tunggal. Contoh, adik menangis.

2.   Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih pola kalimat dasar, dimana diantara pola kalimat yang satu dengan yang lainnya terdapat kata penghubung. Dan dari kata penghubung yang digunakan itulah kita bisa mengetahui jenis kalimat itu, karena kalimat majemuk sendiri terbagi atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk campuran.

a. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat ini terdiri atas beberapa kalimat yang setara atau sederajat kedudukannya, yang masing-masing kalimatnya dapat berdiri sendiri dan tidak bergantung pada kalimat lain. Kalimat setara dikelompokkan menjadi empat jenis

> Kalimat majemuk setara sejalan
Merupakan kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang bersamaan situasinya. Dihubungkan oleh kata dan atau serta. Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabungkan lebih dari dua kalimat tunggal.
Contoh : Adik pergi ke sekolah dan kakak pergi bekerja

> Kalimat majemuk setara pertentangan / berlawanan
Merupakan kalimat majemuk setara yang terdiri dari beberapa kalimat tunggal yang isinya menyatakan situasi yang saling bertentangan. Dapat menggunakan kata penghubung tetapi, sedangkan, atau melainkan.
Contoh : Ayah sedang sakit, tetapi ia tidak mau minum obat

> Kalimat majemuk setara perurutan
Merupakan kalimat majemuk setara yang isinya menyatakan situasi yang berurutan. Dapat menggunakan kata penghubung lalu dan kemudian.
Contoh : Ibu pergi ke toko mainan lalu membelikan hadiah untuk adik.

> Kalimat majemuk setara pemilihan
Merupakan kalimat majemuk setara yang dua atau lebih kalimat tunggalnya menyatakan pemilihan. Dapat menggunakan kata penghubung atau.
Contoh : Dia harus mengerjakan tugasnya atau dosen tidak akan memberikannya nilai

b. Kalimat Majemuk Bertingkat
Pada kalimat majemuk bertingkat, kedudukan kalimatnya tidak sederajat dan terdiri dari anak kalimat dan induk kalimat. Anak kalimat merupakan kalimat yang tidak bisa berdiri sendiri, artinya kalimat tersebut bergantung pada kalimat lain dan akan jelas maknanya jika ada kalimat lain sebagai induk kalimatnya. Sedangkan induk kalimat merupakan kalimat yang bisa berdiri sendiri dan tetap akan jelas maksud dari kalimat tersebut walaupun tidak ada anak kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan, sedangkan anak kalimat ialah pertalian gagasan dengan hal-hal lain.

Contoh : Karena sudah lelah, para pemain boleh beristirahat
Pada kalimat diatas, karena sudah lelah merupakan anak kalimat, sedangkan para pemain boleh beristirahat merupakan induk kalimat.

c. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Contoh : Karena sudah larut malam, tika berhenti mengerjakan tugas dan langsung tidur

Kata Kerja
Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan atau perlakuan. Kata kerja disebut juga verba. Kata kerja dibedakan menjadi kata kerja transitif dan kata kerja intransitif.

1. Kata Kerja Transitif
Kata kerja transitif adalah kata kerja yang memerlukan objek dalam kalimatnya. Karena adanya objek dalam kalimat tersebut, maka kata kerja transitif dapat diubah menjadi bentuk pasif. Biasanya kata kerja transitif berimbuhan me-. Berikut ini adalah imbuhan pada kata kerja transitif

> Berimbuhan me- : memasak, membaca, menulis
> Berimbuhan me-kan : mendengarkan, menyanyikan
> Berimbuhan me-i : mengawasi, menyaingi
> Berimbuhan memper- : mempersingkat, memperjelas
> Berimbuhan memper-kan : memperkenalkan, mempertemukan
> Berimbuhan memper-i : memperingati, memperbaiki,

2. Kata Kerja Intransitif
Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak memerlukanobjek, sehingga kata kerja ini tidak bisa diubah menjadi bentuk pasif.
Contoh : Adik lari pagi; kopi diminum ayah



referensi :
http://sasindo2010uns.blogspot.com/2011/11/ciri-ciri-subjek-predikat-objek-dan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Transitif
http://bsikolesekanisius.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat
pjjpgsd.dikti.go.id/.../BAC%20Kajian%20BI%20Unit%205.docx  (BAC Kajian BI Unit 5.docx)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transparent Teal Star Multi-Colored Light Pointer