Jumat, 04 Mei 2012

Lab kuu

Laboraturium Sistem Informasi, Laboraturium Teknik Informasi, Laboraturium Fisika Dasar dan Laboraturium lainnya yang dimiliki masing-masing jurusan. Atau ada juga iLab, Integrated Laboratory, Lab milik seluruh mahasiswa.  Lalu apa yang aneh dari Lab tersebut? Tidak ada yang aneh, pada awalnya, tapi selanjutnya muncullah keanehan itu, lebih tepatnya disebut sebagai masalah sebenarnya. Masalah yang cukup mengganggu, mengesalkan dan bikin emosi, terkadang.

Laboraturium Sistem Informasi (LabSI) dan laboraturium yang dimiliki oleh masing-masing setiap jurusan lainnya. Ruangan yang didalamnya terdapat kurang lebih sekitar 50 komputer, komputer yang menurut sebagian –atau mungkin seluruh- mahasiswa, sangat jadul. Komputernya memang cukup banyak, tapi sayangnya yang berfungsi tidak sebanyak itu, mungkin hanya setengahnya, kadang setengahnya saja sudah bersyukur komputernya bisa dijalankan. Terkadang lagi, komputer yang berfungsi itu belum tentu terdapat software yang akan kita gunakan untuk praktek. Terkadang lagi dan lagi, komputer yang sudah  ada software yang akan kita butuhkan juga belum tentu bisa digunakan softwarenya.

Lalu apa yang terjadi? Kita hanya mendengarkan sang kakak asisten menjelaskan, sambil membayangkan apa yang dijelaskannya. Cukup sulit, apalagi yang dijelaskan tentag program. Kita harus membayangkan logika program tersebut dalam otak dan bagaimana hasil dari program tersebut. Bagi seorang programmer mungkin tidak sulit, tapi bagi orang biasa yang sedang menapaki jalan menjadi seorang programmer tentu tidak mudah.

Integrated Laboratory (iLab). Ruangan yang sangat besar –dan dingin- yang didalamnya entah ada berapa puluh atau mungkin mencapai ratusan komputer. Sangat banyak kalau dibandingkan Lab lainnya. Komputer yang didalamnya juga lebih ‘bagus’ daripada LabSI atau Lab jurusan lainnya. Disana juga kita tidak akan mendapatkan ‘ceramah’ dari kakak asisten Lab, mereka hanya mengawasi ketika kita praktek. Kita hanya ‘disuruh’ menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari komputer.

Lalu apa masalahnya? Banyak mahasiswa yang tidak bisa Login untuk menggunakan komputer tersebut, entah apa kesalahannya. Dan juga GALAT! Itulah masalah terbesarnya. ‘Maaf, jaringan bla bla bla’ kalimat itu seringkali muncul ketika kita sedang ‘asik’ berkonsentrasi. Kalau sudah begitu kita hanya bisa duduk sambil pencet-pencet tombol F5, dan kemudian pasrah. Para kakak asisten pun hanya bisa menenangkan mahasiswa dan mereka juga tidak tau harus berbuat apa, karena semua masalah terjadi karena servernya. Kalau galat sudah terjadi, semua mulut mahasiswa pasti 'berkicau' macam-macam, bahkan saya pernah mendengar seorang senior, yang mungkin saking kesalnya, dia berkata "gue semakin yakin kalau iLab itu emang pembodohan mahasiswa". Cukup kaget mendengar kata-kata itu. Tapi ya percuma saja, tidak ada yang bisa kita lakukan.

Hanya satu pertanyaan dari berbagai macam masalah yang berbeda pada setiap Lab itu. Siapa yang harus disalahkan? Apakah komputer-komputer yang hanya bisa diam tak bergerak yang harus kita salahkan? Tentu saja tidak. Lalu, bagaimana dengan kakak-kakak asisten Lab? Mereka juga tidak patut untuk disalahkan. Mereka hanya menjalankan tugasnya untuk mengawasi, mendampingi dan memberikan pengajaran pada mahasiswa. Mereka sama saja dengan mahasiswa lain yang sedang melakukan praktek, tidak terlibat langsung dengan masalah yang ada dan tidak tau apa yang harus diperbuat. Karena masih ada orang diatas mereka yang mengurusi semuanya.

Bagaimana dengan orang-orang yang ada ‘diatas’ tadi, orang-orang yang memiliki wewenang atas Lab? Walaupun memang yang ada di Lab itu memang kakak asisten, mereka tidak punya wewenang atas komputer yang ada di Lab. Setiap Lab pasti punya penanggung jawabnya masing-masing, dan merekalah yang memiliki wewenang dan bertanggug jawab atas semua kondisi Lab termasuk komputer yang ada di dalamnya.

Tapi disini saya tidak menyalahkan siapa pun, karena saya tidak tau siapa yang harus disalahkan dan yang harus bertanggung jawab. Saya dan mungkin seluruh mahasiswa  hanya berharap semua  komputer dan segala penunjangnya bisa diperbaiki dan bisa lebih baik lagi. Jika kondisinya masih seperti ini, apakah masih layak kampus kita dijuluki kampus berbsis IT jika kondisi komputer untuk praktikum saja seperti itu? Sekali lagi saya berharap semoga ada perubahan agar tidak ada lagi kata-kata “Lab itu pembodohan mahasiswa”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transparent Teal Star Multi-Colored Light Pointer