Laboraturium Sistem
Informasi (LabSI) dan laboraturium yang dimiliki oleh masing-masing setiap
jurusan lainnya. Ruangan yang didalamnya terdapat kurang lebih sekitar 50 komputer, komputer
yang menurut sebagian –atau mungkin seluruh- mahasiswa, sangat jadul. Komputernya memang cukup
banyak, tapi sayangnya yang berfungsi tidak sebanyak itu, mungkin hanya
setengahnya, kadang setengahnya saja sudah bersyukur komputernya bisa
dijalankan. Terkadang lagi, komputer yang berfungsi itu belum tentu terdapat
software yang akan kita gunakan untuk praktek. Terkadang lagi dan lagi,
komputer yang sudah ada software yang
akan kita butuhkan juga belum tentu bisa digunakan softwarenya.
Lalu apa yang terjadi?
Kita hanya mendengarkan sang kakak asisten menjelaskan, sambil membayangkan apa
yang dijelaskannya. Cukup sulit, apalagi yang dijelaskan tentag program. Kita
harus membayangkan logika program tersebut dalam otak dan bagaimana hasil dari
program tersebut. Bagi seorang programmer mungkin tidak sulit, tapi bagi orang
biasa yang sedang menapaki jalan menjadi seorang programmer tentu tidak mudah.
Integrated Laboratory (iLab). Ruangan yang sangat besar –dan dingin- yang didalamnya entah ada berapa
puluh atau mungkin mencapai ratusan komputer. Sangat banyak kalau dibandingkan
Lab lainnya. Komputer yang didalamnya juga lebih ‘bagus’ daripada LabSI atau
Lab jurusan lainnya. Disana juga kita tidak akan mendapatkan ‘ceramah’ dari
kakak asisten Lab, mereka hanya mengawasi ketika kita praktek. Kita hanya
‘disuruh’ menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari komputer.
Lalu apa masalahnya? Banyak mahasiswa yang tidak bisa Login untuk menggunakan komputer tersebut, entah apa kesalahannya. Dan juga GALAT! Itulah masalah terbesarnya. ‘Maaf, jaringan bla bla bla’ kalimat itu seringkali muncul ketika kita sedang ‘asik’ berkonsentrasi. Kalau sudah begitu kita hanya bisa duduk sambil pencet-pencet tombol F5, dan kemudian pasrah. Para kakak asisten pun hanya bisa menenangkan mahasiswa dan mereka juga tidak tau harus berbuat apa, karena semua masalah terjadi karena servernya. Kalau galat sudah terjadi, semua mulut mahasiswa pasti 'berkicau' macam-macam, bahkan saya pernah mendengar seorang senior, yang mungkin saking kesalnya, dia berkata "gue semakin yakin kalau iLab itu emang pembodohan mahasiswa". Cukup kaget mendengar kata-kata itu. Tapi ya percuma saja, tidak ada yang bisa kita lakukan.
Lalu apa masalahnya? Banyak mahasiswa yang tidak bisa Login untuk menggunakan komputer tersebut, entah apa kesalahannya. Dan juga GALAT! Itulah masalah terbesarnya. ‘Maaf, jaringan bla bla bla’ kalimat itu seringkali muncul ketika kita sedang ‘asik’ berkonsentrasi. Kalau sudah begitu kita hanya bisa duduk sambil pencet-pencet tombol F5, dan kemudian pasrah. Para kakak asisten pun hanya bisa menenangkan mahasiswa dan mereka juga tidak tau harus berbuat apa, karena semua masalah terjadi karena servernya. Kalau galat sudah terjadi, semua mulut mahasiswa pasti 'berkicau' macam-macam, bahkan saya pernah mendengar seorang senior, yang mungkin saking kesalnya, dia berkata "gue semakin yakin kalau iLab itu emang pembodohan mahasiswa". Cukup kaget mendengar kata-kata itu. Tapi ya percuma saja, tidak ada yang bisa kita lakukan.
Hanya satu pertanyaan
dari berbagai macam masalah yang berbeda pada setiap Lab itu. Siapa yang harus
disalahkan? Apakah komputer-komputer yang hanya bisa diam tak
bergerak yang harus kita salahkan? Tentu saja tidak. Lalu, bagaimana dengan
kakak-kakak asisten Lab? Mereka juga tidak patut untuk disalahkan. Mereka
hanya menjalankan tugasnya untuk mengawasi, mendampingi dan memberikan pengajaran
pada mahasiswa. Mereka sama saja dengan mahasiswa lain yang sedang melakukan
praktek, tidak terlibat langsung dengan masalah yang ada dan tidak tau apa yang
harus diperbuat. Karena masih ada orang diatas mereka yang mengurusi semuanya.
Bagaimana dengan orang-orang
yang ada ‘diatas’ tadi, orang-orang yang memiliki wewenang atas Lab? Walaupun
memang yang ada di Lab itu memang kakak asisten, mereka tidak punya wewenang
atas komputer yang ada di Lab. Setiap Lab pasti punya
penanggung jawabnya masing-masing, dan merekalah yang memiliki wewenang dan
bertanggug jawab atas semua kondisi Lab termasuk komputer yang ada di dalamnya.
Tapi disini saya tidak menyalahkan siapa pun,
karena saya tidak tau siapa yang harus disalahkan dan yang harus bertanggung jawab.
Saya dan mungkin seluruh mahasiswa hanya
berharap semua komputer dan segala
penunjangnya bisa diperbaiki dan bisa lebih baik lagi. Jika kondisinya masih
seperti ini, apakah masih layak kampus kita dijuluki kampus berbsis IT jika
kondisi komputer untuk praktikum saja seperti itu? Sekali lagi saya berharap semoga
ada perubahan agar tidak ada lagi kata-kata “Lab itu pembodohan
mahasiswa”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar