Studi banding atau kunjungan kerja (kunker) ke luar negeri selalu dilakukan oleh anggota DPR setiap tahunnya. Dalam satu tahun itu kunker tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali saja, tapi beberapa kali, dan setiap komisi DPR melakukan studi banding ini ke negara yang berbeda. Kunjungan kerja yang dilakukan ke luar negeri tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit, dan hal ini sudah ada anggarannya tersendiri dalam DPR. Nah pertanyaannya, apakah kunker tersebut memang benar-benar dilakukan untuk kerja atau malah untuk berwisata? Lalu adakah hasil yang didapat selama para wakil rakyat tersebut melakukan kunker ke luar negeri?
Hal ini sebenarnya sudah sangat sering dibahas di berbagai berita.mulai dari membahas tentang besarnya dana yang dipakai untuk kunjungan ke luar negeri, hasil apa yang di dapat setelah melakukan kunjungan sampai membahas tentang kegiatan apa saja yang dilakukan para wakil rakyat kita selama berhari-hari melakukan kunjungan.
Sabtu, 05 Mei 2012
Jumat, 04 Mei 2012
Lab kuu
Laboraturium Sistem Informasi, Laboraturium Teknik Informasi, Laboraturium Fisika Dasar dan Laboraturium lainnya yang dimiliki masing-masing jurusan. Atau ada juga iLab, Integrated Laboratory, Lab milik seluruh mahasiswa. Lalu apa yang aneh dari Lab tersebut? Tidak
ada yang aneh, pada awalnya, tapi selanjutnya muncullah keanehan itu, lebih
tepatnya disebut sebagai masalah sebenarnya. Masalah yang cukup mengganggu,
mengesalkan dan bikin emosi, terkadang.
Laboraturium Sistem
Informasi (LabSI) dan laboraturium yang dimiliki oleh masing-masing setiap
jurusan lainnya. Ruangan yang didalamnya terdapat kurang lebih sekitar 50 komputer, komputer
yang menurut sebagian –atau mungkin seluruh- mahasiswa, sangat jadul. Komputernya memang cukup
banyak, tapi sayangnya yang berfungsi tidak sebanyak itu, mungkin hanya
setengahnya, kadang setengahnya saja sudah bersyukur komputernya bisa
dijalankan. Terkadang lagi, komputer yang berfungsi itu belum tentu terdapat
software yang akan kita gunakan untuk praktek. Terkadang lagi dan lagi,
komputer yang sudah ada software yang
akan kita butuhkan juga belum tentu bisa digunakan softwarenya.
Lalu apa yang terjadi?
Kita hanya mendengarkan sang kakak asisten menjelaskan, sambil membayangkan apa
yang dijelaskannya. Cukup sulit, apalagi yang dijelaskan tentag program. Kita
harus membayangkan logika program tersebut dalam otak dan bagaimana hasil dari
program tersebut. Bagi seorang programmer mungkin tidak sulit, tapi bagi orang
biasa yang sedang menapaki jalan menjadi seorang programmer tentu tidak mudah.
Cerita dari Netscape, Yahoo dan Google
Mark Zuckerberg
(Facebook), Larry Page dan Sergey Brin (Google), atau mungkin Jerry Yang (Yahoo!), sepertinya sudah tidak asing lagi mendengar namanya. Ya, mereka adalah beberapa
orang yang menggemparkan dunia dengan inovasi yang diciptakannya dan berhasil
menjadi penguasa internet. Lalu bagaimana dengan Marc Andereessen? Bagi
anak-anak sekarang, termasuk saya juga, nama itu seperti masih asing. Tapi dulu, apalagi orang-orang IT, sepertinya
sangat yakin kalau Marc Andereessen ini akan menjadi seorang penguasa internet.
HTTP/HTML memang bukan
Marc yang menciptkan, melainkan Tim Berners Lee, tapi Marc Andereessen bersama Eric Bina lah
yang mewujudkannya melalui browser yang mereka ciptakan bernama Mosaic, browser
web pertama di dunia. Karena hasil ciptaannya yang berupa web browser itulah
orang-orang yakin bahwa dia akan menjadi penguasa internet. Tapi selanjutnya,
apakah Marc memang menjadi penguasa internet? Jawabannya iya, hanya sesaat,
selanjutnya tidak.
Untuk mengkomersialkan
hasil temuannya kepada dunia, Marc bersama Jim Clark mendirikan Netscape
Communications. Pada saat itu diperkirakan web akan menjadi landasan untuk
pengembangan macam-macam aplikasi dan Netscape yang menjadi ‘aktor’ utamanya
akan mendapatkan pundi-pundi dollar yang tidak sedikit. Netscape jugalah yang
menciptakan berbagai macam teknologi web seperti Secure Sockets Layer (SSL) dan
JavaScript. Dan tidak sampai 2 tahun kemudian, Netscape pun go public.
Langganan:
Postingan (Atom)