Pengertian Penalaran
Selama kita hidup, terutama ketika dalam keadaan sadar, kita selalu berpikir. Berpikir dalam berbagai hal baik secara ilmiah taupun tidak, baik berpikir dalam berbagai hal yang saling berhubungan ataupun tidak. Berpikir ini merupakan kegiatan mental, dimana ketika kegiatan berpikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan, dan bertujuan untuk sampai kepada suatu kesimpulan inilah yang disebut dengan bernalar.
Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian penalaran adalah :
1. Cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman
3. Proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip
Dari uaraian di atas dapat disimpulkan, bahwa penalaran adalah proses berpikir secara sistematis untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Sedangkan menurut saya sendiri, penalaran merupakan proses berpikir yang menghubungkan beberapa fakta atau data yang ada yang kemudian disimpulkan secara logis.
Syarat-syarat Dalam Bernalar
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi. Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Untuk mendapatkan kebenaran dalam hasil bernalar, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam bernalar, yaitu
> Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah
> Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Macam-macam Penalaran
Dari prosesnya, penalaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Dalam tulisan ini yang akan dibahas adalah tentang penalaran induktif.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berpikir dengan menarik kesimpulan secara umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus. Artinya, dari fakta-fakta yang ada dapat ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan umum yang diperoleh melalui suatu penalaran induktif ini bukan merupakan bukti. Hal tersebut dikarenakan aturan umum yang diperoleh dari pemeriksaan beberapa contoh khusus yang benar, belum tentu berlaku untuk semua kasus.
Macam-macam Penalaran Induktif
1. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan dari sejumlah data dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari data yang serupa tersebut. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan adanya fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari sejumlah fenomena khusus menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena khusus yang diselidiki.
Contoh :
Dari hasil UTS mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi, dari 22 mahasiswa di kelas 3KA01, ada lima orang yang mendapat nilai di atas 90, sedangkan sisanya mendapat nilai 75-90, dan tidak ada satu orang pun yang mendapat nilai dibawah 75. Maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa kelas 3KA01 sangat pintar.
Generalisasi dibagi menjadi dua macam, yaitu
a. Generalisasi sempurna, adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Generalisasi ini memberikan kesimpulan sangat kuat.
Contoh : perhitungan sensus penduduk.
b. Generalisasi idak sempuna, yaitu generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Generalisasi ini dapat menghasilkan kebenaran bila melalui pengujian yang benar.
Contoh : Hampir seluruh wanita selalu menggunakan sepatu hak tinggi.
2. Analogi
Analogi adalah penalaran dengan cara membandingkan dua hal yang memiliki sifat yang sama. Analogi juga bisa diartikan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya yang kemudian atas kesamaannya itulah ditarik suatu kesimpulan. Adapun tujuan dari analogi adalah :
> Untuk meramalkan kesamaan
> Untuk menyingkapkan kekeliruan
> Untuk menyusun klasifikasi
Contoh :
Ana sangat tertarik dengan bahasa pemrograman Java. Dia sangat rajin mempelajarinya dan terus berlatih untuk membuat program. Sehingga dia menjadi programmer yang handal. Ani tidak pernah bosan untuk selalu mempelajari database, hingga akhirnya dia menjadi seorang DBA. Keduanya sangat rajin dan selalu mau terus belajar untuk menjadi apa yang diinginkannya masing-masing. Oleh karena itu, untuk menjadi apa yang kita inginkan harus rajin dan terus belajar serta tidak mudah putus asa.
3. Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari hal-hal yang saling berhubungan. Hubungan kausal dibagi menjadi tiga, yaitu
a. Sebab - akibat, hal yang menjadi suatu penyebab yang kemudian disimpulkan sebagai suatu akibat dari hal tersebut.
Contoh : Semakin berkembangnya teknologi mengakibatkan semakin banyaknya gadget yang akan bermunculan
b. Akibat - sebab, hal yang menjadi akibat dari suatu kejadian yang kemudian disimpulkan sebagai penyebab dari kejadian yang mungkin menjadi akibat tersebut.
Contoh : Sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia menyebabkan banyaknya pengangguran di Indonesia.
c. Akibat - akibat, akibat dari akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
Contoh : Hujan deras terus mengguyur daerah Bogor, sehingga debit air sungai pun terus naik dan akibatnya banyak orang yang beranggapan Jakarta akan terendam banjir.
referensi :
http://www.kamusbesar.com/26786/penalaran
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://bachtiarseptiadi.blogspot.com/2012/12/penalaran-induktif.html
http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasa-indonesia/#ixzz1sqVx8fkx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar